Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

RENUNGAN MUHARRAM

RENUNGAN PERGANTIAN TAHUN Hari berganti hari, bulan berganti bulan Tahunpun ikut berlalu seiring berjalannya waktu Tak terasa usia makin bertambah Kesempatan hidup makin menyusut Kesempatan beramal pun makin tersita Waktu ibarat pedang, jika kita tidak bisa mempergunakannya maka waktu yang akan menggelincirkan kita Jika kita tidak menyibukkan dengan kebenaran maka kita akan disibukkan dengan kebatilan Sehari ada 24 jam berbagai kenikmatan telah diberikan-Nya tidak lebih dari tiga persen waktu yang diminta dari kita untuk menunaikan ibadah fardu kepada-Nya Allah berfirman: "Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)." (Al-Hasyr: 18) Sudahkah kewajiban itu kita penuhi…? Atau justru kita makin larut dengan rutinitas sehari-hari Hingga merasa diri ini tak akan pernah mati Padahal “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati Dan sesungguhnya pada ha...

SIAPAKAH MAKHLUK BERNAMA 'KAFIR' ITU?

Gambar
Belakangan ini nama kafir sangat mudah diucap dan disematkan pada seseorang. Cukup hanya dengan satu atau dua perbedaan pendapat orang sudah dicap sebagai kafir . Cukup dengan satu kesalahan seseorang dituduh kafir . Cukup dengan satu pernyataan orang dituduh kafir . Kalau seperti itu habis  sudah   orang muslim dan mu'min. Karena setiap manusia pasti punya salah dan khilaf yang memang sudah menjadi kodratnya, manusia tempatnya salah dan dosa. B ayangkan saja, yang benar-benar beriman dan islam saja karena sebuah kesalahan dituding kafir , apalagi yang benar-benar non-muslim. Terlebih lagi dalam beberapa momentum tuduhan kafir dijadikan sebuah senjata yang sangat tajam untuk dihujamkan kepada musuh. Lantas siapakah kafir sebenarnya ? ' Kafir ' dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan dengan orang yang tidak percaya kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Sedangkan asli kata Kafir berasal dari Bahasa Arab yang berarti mengingkari, dan berdasarkan dari arti kata menu...
MALAM LAILATUL QADAR /MALAM SERIBU BULAN TIDAK SAMA DENGAN 83 TAHUN 4 BULAN, BERIKUT PENJELASANNYA. ليلة القدر خير من الف شهر Dari ayat ini banyak orang memahami bahwa ibadah pada malam Lailatul Qadar sama dengan beribadah seribu bulan , bahkan lebih. Dengan teks ayat tersebut banyak orang mengartikan seribu bulan dengan hitungan matematis yang artinya seribu bulan adalah 83 tahun lebih 4 bulan. Perhitungan tersebut diambil dari tiap tahunnya yang terdiri atas 12 bulan. Jadi seribu bulan dibagi 12 bulan sama dengan 83 tahun lebih 4 bulan. Namun dengan perhitungan ini saja sudah cukup meningkatkan motivasi seseorang untuk berlomba menemukan malam tersebut. 1000 : 12 = 83,4 Namun apa benar bahwa seribu bulan sama dengan 83 tahun 4 bulan? Dalam ayat ke 3 dari surah Al-Qadr tersebut memang Allah SWT menyebutkan dengan jelas bahwa Lailatul Qadar Khoirun min Alfi Syahrin . Namun apakah lantas kemudian kita memaknai dengan hitungan matematis? Dalam sebuah ilustrasi, ke...

Benarkah Tuhan itu Ada?

Gambar
Benarkah Tuhan itu Ada? Suatu hari ada seseorang memotong rambutnya di sebuah salon. Ketika rambutnya selesai dipotong orang tersebut baru ingat kalau dia hanya membawa uang 13.000 rupiah, sedangkan ongkos potong rambut 15.000 rupiah sehingga kurang untuk membayar ongkosnya. “Maaf bang, aku cuma ada uang 13.000 di dompet, aku mau ambil uang dulu di ATM,”  kata orang tersebut pada tukang potong rambut. “Sudah sini, 13.000 saja tidak apa-apa,”  balas tukang potong rambut. “Jangan bang, tunggu saja sebentar, aku ambil dulu uang di ATM,”  kata orang tersebut. “Sudahlah, gak apa-apa,”  sahut tukang potong rambut. “ Beneran bang? Ya sudah ini, semoga Tuhan membalas kebaikan abang,”  jawab orang tersebut. “ Iya sama-sama, terima kasih, tapi  Tuhan itu tidak ada , ” balas si tukang potong rambut. “Jika Tuhan itu ada kenapa dia biarkan orang-orang terlantar di luaran sana? Kenapa banyak orang kelaparan di luar sana?  Tuhan itu tidak ada , kalau ad...

Konsep Pendidikan Mbah Hasyim Asy'ari dalam kitab Adabul ‘Alim Wamuta’allim

Dalam kitab    Adabul ‘Alim Wamuta’allim beliau KH. Hasyim Asy'ari meninggalkan pesan yang mendalam kepada murid-murid yang sedang menuntut ilmu, khususnya dalam era saat ini, pasti pesan-pesan ini akan sangat bermanfaat jika kembali dipraktekan dalam pendidikan kita. 1.       Pemikiran Tentang Pembentukan Sikap Belajar dalam kitab Adabul ‘Alim Wamuta’allim Dalam kerangka ilmiah, sesungguhnya yang dibutuhkan sebagai telaah konsep etika pendidikan Islam khususnya terhadap peserta didik adalah studi analisis-kritis dengan tetap mengedepankan obyektifitas kajian. Konsep Etika Peserta Didik yang ditawarkan dan ditampilkan oleh KH.Hasyim Asy’ari [1] dalam kitab Adab al -‘Alim wa al-Muta’allim terbagi menjadi beberapa bagian yang mendasarkan pada hal-hal elementer yang berkaitan tentang etika peserta didik dalam dunia pendidikan Islam . Seperti keberadaan peserta didik itu sendiri dan etika yang seharusnya melekat pada dirinya yang nantinya akan be...